Content Creator, How To Become One
oleh Roman, dibaca: 203 kali
A Content Creator, what do you think?
There are many paths to becoming a digital content creator. We all know... ..
oleh R. Hardyanta, dibaca: 235 kali
Coba diperhatikan, apakah dilingkungan kerja Anda terjadi seperti ini?
Sepertinya tidak ada dari kejadian-kejadian diatas yang menimbulkan rasa panik atau khawatir, khususnya bagi manajemen. Karena semuanya terlihat hal yang biasa dan umum terjadi. Bila diamati dan dievaluasi lebih jauh, bisa jadi kejadian tersebut menjadi indikasi bahwa karyawan sedang mengalami gangguan kondisi mental yang belum diatasi. Ditambahkan oleh Dr. Matthew Chow, Psychiatrist dan Chief Mental Health Officer di TELUS Health “dilingkungan kerja, hal ini bisa menunjukkan tingginya tingkat absenteeism (tidak hadir) dan presenteeism, yang berarti bahwa orang datang bekerja namun tidak bisa bekerja secara efisien”
Menurut American Psychiatric Association, karyawan dengan depresi yang tidak ditangani mengalami penurunan produktivitas sebesar 35%. Di Asia juga dilaporkan Aon TELUS Health Asia Mental Health Index (2022) bahwa 82% pekerja mengalami risiko kesehatan mental yang tinggi sebesar 35% dan risiko sedang sebesar 47%. Stess, rasa cemas dan burnout (stress kronis) teridentifikasi sebagai pemicu utama menurunnya produktivitas, dimana 45% responsden mengatakan bahwa kesehatan mental yang terganggu berdampak negatif terhadap pekerjaan mereka.
Salah satu barier terbesar yang kita hadapi sebagai masyarakat sosial adalah adanya stigma buruk dan rasa malu tentang kesehatan mental yang terus dibiarkan, sehingga mengakibatkan rasa enggan untuk berbicara tentang hal tersebut dan dalam beberapa kasus menjadi takut untuk mencari dan mendapatkan penanganan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memahami bahwa gangguan mental bukanlah diskriminasi atau berpengaruh pada individu berdasarkan jenis kelamin, budaya, ras, agama dan latar belakang sosial ekonomi.
Bagaimana menghadapi situasi dimana stress mungkin mulai terlihat dalam berbagai bentuk perilaku dan kejadian dilingkungan kerja? Ada karyawan yang sebelumnya ceria dan ramah namun mulai terlihat sering cemberut dan tidak seperti biasanya, atau adanya perubahan dalam performa kerja, pulang kerja lebih lama atau sering melakukan kesalahan.
Duduk bersama dan melakukan pembicaraan yang konstruktif, agar bisa lebih awal mengenali isu yang terjadi sehingga bisa segera mulai melakukan antisipasi. Lakukan asesmen atau observasi atau evaluasi secara regular terhadap beban pekerjaan dan juga terhadap kesehatan mental.
Asesmen gejala sehat mental, sekarang sudah banyak tersedia kuesioner atau alat skrining baik secara manual maupun digital yang bisa digunakan untuk mengenali gejala awal. Dengan hasil awal ini, bisa dilanjutkan dengan aktivitas untuk edukasi, training atau konseling dengan ahlinya bila diperlukan.
Sumber bacaan:
oleh Roman, dibaca: 203 kali
A Content Creator, what do you think?
There are many paths to becoming a digital content creator. We all know... ..
oleh R. Hardyanta, dibaca: 156 kali
Masih ingat dulu masih kecil, ketika mulai belajar mewarnai?
Mewarnai itu sangat menyenangkan dan membuat hat... ..
oleh dr. Emilya Kusnaidi, SpKJ, dibaca: 141 kali
Parenting atau pengasuhan adalah segala tindakan yang menjadi bagian dalam proses interaksi dan berlangsung... ..