Berpuasa dan Pengendalian Emosi
oleh dr. Emilya Kusnaidi, SpKJ, dibaca: 148 kali
Berpuasa merupakan suatu praktik yang telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Tidak hanya sebagai kewajiban aga... ..
oleh dr. Emilya Kusnaidi, SpKJ, dibaca: 205 kali
Stress adalah proses yang dirasakan dan direspon oleh manusia mengenai suatu kejadian. Semua orang sudah pasti pernah mengalami yang namanya stress, terutama saat menghadapi tekanan dari lingkungan, mulai dari pekerjaan, tugas sekolah, hingga masalah sosial. Secara umum, stress selalu dianggap sebagai hal yang bersifat negatif dan merusak kesehatan mental ataupun fisik, namun ternyata stress juga memiliki dampak positif, lho.
Ternyata terdapat dua jenis stress, yang pertama adalah stres yang positif atau yang disebut Eustress yang merupakan kondisi di mana stres yang dirasakan akan menimbulkan respon positif untuk membuatnya maju dan berkembang. Mengapa demikian? Karena eustress muncul bukan dari adanya ketakutan ataupun ancaman, melainkan bekerja dengan cara meningkatkan kewaspadaan diri, yang akan membuat Anda lebih awas dan sadar dengan kondisi sekitar. Contoh dari eustress misalnya seperti: stress saat Anda akan menghadapi presentasi, dimana tekanan ini akan membuat kita menjadi lebih produktif dan kreatif
Yang kedua, adalah stress yang negatif atau yang disebut dengan Distress, yang membuat perasaan tidak nyaman serta sedih. Distress bisa disebabkan karena pengalaman traumatis, masalah yang menumpuk, atau ketika seseorang dihadapkan pada sebuah perubahan yang terjadi secara tiba-tiba sehingga muncul rasa tertekan. Contohnya, ketika seseorang bekerja di suatu perusahaan dengan jabatan yang biasa saja dan secara tiba-tiba di-PHK tanpa kejelasan, hal itu dapat memicu distress karena orang tersebut akan bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa yang salah pada dirinya dan mulai meragukan kualitas dirinya sendiri yang kemudian berujung pada stres dan hancurnya kepercayaan diri.
Lalu, bagaimana cara mengubah distress menjadi eustress sendiri agar membawa keuntungan yang positif untuk pribadi kita? Kuncinya adalah dengan melihat suatu permasalahan dengan jernih dari berbagai sisi, dan mencoba mengelola masalah melalui cara pandang yang berbeda. Dengan menyadari sisi positif dari suatu masalah, maka akan mengubah hal-hal yag sebelumya merupakan rintangan menyakitkan menjadi tantangan yang membangun. Dengan mengetahui perbedaan antara eustress dan distress serta penanganan bagi kedua jenis stres tersebut dapat mempermudah diri kita dalam mengatasi stres akibat masalah yang sedang dialami dan meminimalisir perasaan tertekan tersebut tanpa harus memaksakan diri untuk baik-baik saja.
Namun, perlu diketahui bahwa eustress yang bersifat positif juga dapat berubah menjadi distress apabila terlalu sering eustress. Maksudnya, ketika seseorang terlalu sering menantang diri sendiri atau eustress secara berlebihan maka sama saja dengan ia menumpuk stres yang ia miliki sehingga itu dapat memperburuk kesehatan mental. Jika saat ini Anda merasa mengalami distress berkepanjangan, ada baiknya berkonsultasi dengan tenaga medis ahli yang akan menilai dengan objektif apabila Anda memerlukan penanganan untuk mengatasi kondisi mental anda, sehingga dapat menjadi lebih produktif.
Sumber:
1. Nelson, D. LB. L. Simmons (2004). P. L. Perrewé; D. C. Ganster, eds. Eustress: An Elusive Construct an Engaging Pursuit (First ed.). Oxford, UK: Elsevier Jai. ISBN 0-7623-1057-X. 2. Lazarus, R. S. (1966). Psychological Stress and the Coping Process. New York, Toronto, London: McGraw-Hill Book Co
2. Fevre, Mark Le; Kolt, Gregory S.; Matheny, Jonathan (1 January 2006). "Eustress, distress and their interpretation in primary and secondary occupational stress management interventions: which way first? Journal of Managerial Psychology 21 (6):547–565. doi: 10.1108/02683940610684391.
oleh dr. Emilya Kusnaidi, SpKJ, dibaca: 148 kali
Berpuasa merupakan suatu praktik yang telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Tidak hanya sebagai kewajiban aga... ..
oleh dr. Emilya Kusnaidi, SpKJ, dibaca: 234 kali
Dalam dunia yang semakin sibuk dan terhubung secara digital, kita seringkali merasa terjebak dalam rutinitas sehari-h... ..
oleh dr. Emilya Kusnaidi, SpKJ, dibaca: 211 kali
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan kesadaran bahwa kesehatan jiwa berperan penting dalam m... ..